MEMACU KUALITAS KINERJA
GURU
MELALUI PROGRAM BERMUTU
KKG SAWI
KECAMATAN KETAPANG
KABUPATEN SAMPANG
JAWA TIMUR
A.
KEBIASAAN GURU BERKINERJA
RENDAH
Penyakit
guru yang sering dialami selama ini antara lain adalah; malas untuk membuat
perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP), rendahnya kualitas guru didalam
menginovasi metode dan strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran masih
tetap secara konvensional, rendahnya minat belajar (melanjutkan ke program S
1), dan lain-lain. Secara umum guru sangat malas ketika sudah berhubungan
dengan administrasi.
Selama ini anggota
kelompok kerja KKG Sawi belum mengerti tentang program-program pendidikan yang
benar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Mereka sebagian besar hanya
menerima informasi-informasi dari narasumber yang kurang kompeten bahkan hanya
menerima beberapa panduan dari para pengawas yang juga masih belum bisa
meningkatkan kinerja para guru, karena pengawas-pun belum memiliki kemampuan
untuk memberi informasi tentang inovasi pembelajaran.
Sementara itu dilain pihak
terjadi tuntutan penguatan peningkatan mutu pendidikan disemua jenjang satuan
pendidikan. Hal ini nampak dari munculnya berbagai regulasi/aturan-aturan yang
terkait dengan pentingnya kemajuan pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam UU
No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang ditegaskan oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menjelaskan Kriteria Minimal Tentang Sistem Pendidikan
di Seluruh Wilayah Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal senada juga terdapat dalam Permendiknas No.41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses yang menyatakan standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai
kompetensi lulusan, kemudian Permendiknas No.20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian.
Uraian di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi yang ada
dengan kondisi yang diharapkan. Hal
ini berarti ada permasalahan pendidikan terutama terkait dengan
kegiatan proses pembelajaran yaitu diantaranya menggunakan pendekatan atau
metode pembelajaran yang didukung dengan media yang tepat yang
memerlukan perhatian sesuai standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Permasalahan tersebut tidak
lepas dari tanggung jawab guru sebagai
ujung tombak pelaksana pendidikan di tingkat sekolah.
Permasalahannya adalah belum semua guru tersentuh oleh pelatihan/workshop guru
terkait dengan standar proses dan standar penilaian pendidikan. Kompetensi guru belum berkembang secara optimal
dikarenakan kurang adanya bimbingan dan informasi terkini dalam Penyusunan Silabus, RPP,
Kajian Kritis, Case Study, Lesson Study, Learning Journal, ICT, dan Penyusunan PTK.
Sebenarnya kegiatan guru di
kelompok kerja KKG SAWI secara rutin tetap berlangsung dengan memberdayakan tenaga yang
ada (tutorial sesama guru). Namun, belum ada sentuhan
pengembangan dari pihak yang lebih kompeten di bidang pembelajaran dan
penilaian, misalnya dari LPMP sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan.
Terkait dengan kondisi
kompetensi guru/kepala sekolah/pengawas seperti digambarkan di atas maka
kelompok kerja KKG SAWI tidak tinggal
diam dan puas dengan kondisi tersebut. Kami kelompok kerja KKG SAWI memiliki komitmen tinggi untuk berubah maju kearah
tercapainya standar nasional Pendidikan sebagaimana
tuntutan regulasi sekolah dan tercapainya
visi, misi dan tujuan sekolah.
Ke depan, kelompok kerja KKG SAWI,
kami akan lebih memanfaatkan sumber daya pendidikan yang lebih kompeten,
profesional untuk meningkatkan kompetensi kami dalam hal penyusunan
Silabus, RPP, Case Study, Lesson Study, Kajian Kritis, Learning Journal, ICT, dan PTK melalui kegiatan brainstorming, pemecahan masalah, ceramah, tanya
jawab interaktif, diskusi, dan workshop, serta simulasi.
B. KEBERHASILAN PROGRAM DBL BERMUTU
Terlepas
dari kebiasaan guru yang kurang termotivasi untuk bekerja secara professional,
sekolah dituntut untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Melalui
program Dana Bantuan Langsung (DBL) Better
Education Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)
yang sudah menerima tahun ke 2 banyak kegiatan-kegiatan yang mengacu pada
kinerja guru dimasa depan. Dengan adanya narasumber yang kompeten dari LPMP
Jawa Timur program kegiatan yang terstruktur dengan baik, maka motivasi guru
untuk melakukan perubahan semakin tinggi.
Tingkat pengetahuan guru
di bidang teknologi pembelajaran semakin terasa bagi anggota KKG Sawi selama 2 tahun menerima Program DBL BERMUTU.
Hal ini bisa kita lihat
dalam tabel berikut:
Keberhasilan Kegiatan BERMUTU
No.
|
Kegiatan
|
Prosentase Keberhasilan
|
|
Sebelum BERMUTU
|
Sesudah BERMUTU
|
||
1.
|
Penyusunan Silabus
|
20%
|
80%
|
2.
|
Penyusunan RPP
|
20%
|
80%
|
3.
|
Case Study
|
10%
|
50%
|
4.
|
Kajian Kritis
|
0%
|
50%
|
5.
|
ICT
|
10%
|
60%
|
6.
|
PTK
|
10%
|
50%
|
Ditinjau dari segi minat belajar untuk
meningkatkan kompetensi (kualifikasi ijazah) dapat dilihat dari tabel berikut:
Pendidikan Tertinggi
No
|
Kualifikasi Ijazah
|
Prosentase Keberhasilan
|
|
Sebelum BERMUTU
|
Sesudah BERMUTU
|
||
1.
|
SLTA (SPG)
|
30%
|
10%
|
2.
|
D 2 (PGSD)
|
50%
|
20%
|
3.
|
S 1
|
20%
|
70%
|
Pada kegiatan program
BERMUTU tahap 2 (tahun ke 2) kami menyusun TNA (Training Needs Assessment) rencana kegiatan yang diperlukan oleh
peserta (anggota) KKG Sawi yang di sesuaikan dengan lahirnya Permenegpan No. 16
tahun 2009 tentan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) Pengembangan Keprofesionalan
Berkelanjutan (PKB) dan Program Induksi Guru Pemula (PIGP).
Dengan
melakukan kegiatan rutin selama 16 kali kegiatan dan mendatangkan narasumber
dari Widyaiswara LPMP Jawa Timur rata-rata kinerja guru dan guru yang
bersertifikat guru profesional semakin meningkat.
Hal ini juga bisa dilihat
dari tabel berikut:
Sertifikasi Guru
No.
|
Tahun
|
Prosentase
|
1.
|
2009
|
15%
|
2.
|
2010
|
30%
|
3.
|
2011
|
60%
|
4.
|
2012
|
80%
|
Sedangkan rata-rata
tingkat peningkatan kinerja guru sebagai berikut:
Rata-Rata Kinerja Guru
No
|
Kompetensi
|
Prosentase
|
1.
|
Paedagogi
|
75%
|
2.
|
Kepribadian
|
90%
|
3.
|
Sosial
|
80%
|
4.
|
Profesional
|
70%
|
Dengan demikian Program
DBL BERMUTU selama 2 tahun dilaksanakan banyak peningkatan kualitas guru yang
dicapai, motivasi guru untuk melakukan inovasi pembelajaran baik bagi dirinya
maupun bagi peserta didik semakin berkembang.
0 Komentar